Sumber: Reuters
Jakarta, tvrijakartanews - UNESCO menetapkan teknik tradisional untuk memproduksi pembuatan sake Jepang dalam daftar warisan budaya takbenda pada Rabu (4/12/2024). Ini merupakan sebuah langkah yang diharapkan negara Jepang akan meningkatkan minat dan konsumsi generasi baru terhadap minuman kuno tersebut.
Penetapan tersebut disetujui dalam pertemuan Komite Antarpemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda, yang diadakan di Paraguay. Sake merupakan entri ke-23 Jepang dalam daftar Warisan Budaya Takbenda.
"Dengan diakui secara internasional oleh mekanisme ini, hal itu akan memperbarui minat masyarakat Jepang biasa di bidang ini, dan itu dapat mengarah pada momentum yang lebih besar dalam mewariskan keterampilan dan pengetahuan ini kepada generasi berikutnya. Dan juga secara internasional, kami sangat senang melihat peningkatan jumlah ekspor sake ke luar negeri," jelas perwakilan delegasi Jepang di UNESCO, Takehiro Kano dikutip dari reuters.
Pembuatan minuman beraroma asam-manis, terbuat dari beras, ragi, jamur kuliner yang dikenal sebagai koji, dan air, sudah ada sejak berabad-abad lalu. Minuman ini unik karena melalui tiga tahap persiapan, atau San-Dan-Jikomi, yang memungkinkan beberapa proses fermentasi berlangsung secara bersamaan dalam satu wadah.
Pembuat sake tradisional telah berjuang menghadapi penurunan penjualan selama puluhan tahun di negara asal mereka karena konsumen mulai menyukai koktail seperti highball dan minuman beralkohol lainnya. Namun, meskipun popularitas sake mungkin telah menurun di dalam negeri, sake tetap menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Jepang.